Minggu, 25 Mei 2014

Resume Kelompok 4


THE CITY OF BANDUNG AND REVIEW SPATIAL PLANNING
STRATEGIES IN 2005
Kota Bandung atau  Paris van Java” menghadapi tekanan pembangunan yang luar biasa. Tekanan pembangunan ini ditandai dengan adanya pengembangan pusat perbelanjaan baru dan pengembangan Jalan Tol Cipularang pada Tahun 2005.
Saat ini, Rencana Tata Ruang yang baru (Master Plan) Bandung masih dalam proses pembinaan. Adanya ulasan jurnal ini diharapkan memberi perspektif lain kepada Pemerintah Kota dan Stakeholder Bandung untuk menghasilkan Rencana Tata Ruang yang lebih berkelanjutan.

WILAYAH PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG
Konteks sosial, Politik & Kelembagaan
Bandung dibangun pada tahun 1488 oleh Kerajaan Pajajaran namun tidak sepenuhnya dikembangkan sampai tahun 1799. Selanjutnya pemerintahan Bandung dibentuk pada 21 Februari 1901. Selama waktu stabilisasi Republik Indonesia bentuk Kota diubah menjadi Staadsgemeente Bandoeng di 1 Juli 1948, Haminte Bandung 17 Januari 1949, dan akhirnya menjadi Bandung Big City pada 15 Agustus 1950. Sejak itu Kota Bandung berada di bawah Penanganan Pemerintahan Nasional.
Daerah Kota Bandung telah mengalami perluasan beberapa kali karena populasi penduduk yang meningkat dan adanya kebutuhan politik. Pada tahun 1906 Kota Bandung dinyatakan sebagai derah otonom dengan luas 1.922 Ha. Ini merupakan ekstensi pertama. Ekstensi kedua terjadi pada 12 Oktober 1917 dengan luas 1.871 Ha.


Konteks Ekonomi
            Kegiatan ekonomi utama Kota Bandung adalah perdagangan dan industri manufaktur khususnya tekstil dan garmen. Industri tekstil mulai muncul di Kota Bandung pada tahun 1970, sedangkan kegiatan ekonomi lainnya adalah industri jasa terutama di bidang pendidikan dan pariwisata mulai muncul tahun 1980. Adapun kegiatan pertanian di Bandung telah berkurang sejak tahun 1970 karena telah banyak lahan pertanian yang dikonversi menjadi kawasan industri dan perumahan. Namun dengan adanya situasi ini, cenderung mendorong terciptanya produksi pangan yang berkelanjutan meskipun persediaan makanan pangan masih tersedia terutama di sekitar daerah Lembang-Bandung   Utara.
Fenomena Kemacetan di Kota Bandung
Factory outlet, makanan lezat dan pemandangan yang indah tiga faktor menarik bagi wisatawan yang datang ke Bandung. Hal ini telah menghasilkan keuntungan besar untuk industri ini. Di sisi lain, dampak negatif yang ditimbulkan adalah kemacetan lalu lintas akhir pekan yang berat. Karena jalan tol baru yang dibangun dari Jakarta ke Bandung, setiap akhir pekan sekarang lebih dari 12.000 kendaraan melewati jalan di Bandung dan membuat kemacetan lalu lintas. Kemacetan lalu lintas kadang-kadang dapat berkembang dari 0:00 sampai 20 PM.


Konteks Lingkungan
            Kebutuhan 2.228.268 penduduk di Bandung untuk sanitasi publik yang baik tidak mudah untuk menangani, karena ada disintegrasi pelayanan publik dalam struktur jaringan perkotaan yang ada. Misalnya sampai sekarang ada daerah kumuh tanpa akses ke air bersih, pengumpulan limbah padat dan limbah koleksi.



Strategi Perencanaan Tata Ruang yang Telah Ada
            Kota Bandung sebenarnya telah mengidentifikasi beberapa masalah di atas dalam dua rencana pemerintah. Rencana ini menyatakan strategi baru untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Dokumen-dokumen ini adalah: Rencana Strategis Kota Bandung 2004 - 2008, dan Master Plan 2013.
Rencana Strategis Kota Bandung 2004-2008
Rencana strategis Kota Bandung telah mengidentifikasi beberapa isu strategis  yang harus diprioritaskan dalam program pembangunan 5 tahun. Isu-isu pembangunan strategis itu antara lain :
  1. Pengembangan Sumber Daya
  2. Pembangunan Ekonomi
  3. Pengembangan Sosial Budaya
  4. Perencanaan Kota
  5. Tata Kelola yang Baik
  6. APBD
Master Plan Kota Bandung 2013
Tujuan :
Untuk menciptakan efisiensi penggunaan lahan, mengintergrasi pengembangan kota dan meningkatkan efektivitas pelayanan kota.
Adapun 6  pengembangan Kecamatan yang diusulkan sesuai dengan lokasi geografis  yang berada pada jalur layanan pusat kota sekunder adalah :

KESIMPULAN :
Kotamadya Bandung menyadari banyak strategi pembangunan perkotaan yang berkelanjutan dalam Rencana Strategis Kota Bandung dan Master Plan 2013. Salah satu strategi adalah untuk mengembangkan rencana konservasi alam dan sejarah. Namun, adanya masalah hukum, sosial, ekonomi serta teknis saat ini, banyak dari strategi tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya.
Mencermati kondisi sekarang dari Kota Bandung , Master Plan 2013 telah gagal untuk menyadari masalah-masalah sosial dan teknis hukum. Kepemilikan tanah swasta besar dan ruang terbatas di kota telah melarang Master Plan untuk dilaksanakan. Beberapa isu-isu sosial seperti perumahan yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah tidak diusulkan untuk diselesaikan meskipun strategi hidup kepadatan tinggi sudah dipertimbangkan. Sementara daerah untuk masyarakat bekerja dan permukiman kumuh juga tidak jelas terungkap dalam rencana.
Selain itu, kawasan konservasi alam di Utara Bandung tidak dapat dilaksanakan karena masalah hukum dengan pemilik tanah dan Pemerintah Pusat. Karena meningkatnya nilai tanah dan pengendalian pembangunan yang kurang ketat di daerah tersebut.
Sebagai kesimpulan, dengan kondisi seperti ini, Kota Bandung telah mencoba melakukan upaya terbaik dalam menentukan strategi pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Sayangnya sangat sulit untuk menerapkannya karena penerimaan publik yang rendah, pengendalian pembangunan kurang ketat serta keterbatasan hukum dan keuangan.
Adapun pentingnya penggunaan Sistem Informasi Perencanaan yaitu GIS dalam Jurnal ini adalah :
  1. Digunakan untuk mengetahui potensi Sumber Daya yang dimiliki oleh wilayah perencanaan
  2. Digunakan untuk mengetahui kendala fisik suatu wilayah perencanaan
  3. Digunakan untuk menunjukkan arah perkembangan dari suatu wilayah perencanaan
  4. dll




Tidak ada komentar:

Posting Komentar